21 Juni 2014

Perasaan Menjelang Bulan Pernikahan

Setiap manusia tentunya mempunyai mimpi final setelah ia berhasil sukses dengan karir atau pun pekerjaannya. Yaitu apa? Ya, menikah.
Siapa yang tak senang mendengar kata itu, mendengarnya saja sudah tak jarang membuat hati iri. Melihat siapa saja orangnya yang berhasil bersanding di pelaminan tentu itu akan membuat sebagian orang merasa iri, ya iri ingin bisa merasakan rasanya berdiri di depan, di pelaminan dengan orang terkasih kita.
Dulu hal itu yang membuatku envy kalau kata bahasa anak sekarang. Pernah terfikir akan tinggal dimana saat sudah menikah nanti ketika berpacaran? Tidak sama sekali. Pernah terfikir kita akan bisa menjalani semuanya dengan penuh rasa tenggang rasa? Tidak sama sekali. Ya, semakin kesini, semakin terasa semuanya. Mulai memikirkan akan tinggal dimana, bagaimana menjalani hidup baruku nanti, dsb.
Setelah lamaran itu usai, terasa sibuk semuanya mempersiapkan, lalu rehat untuk berlibur dan mendinginkan fikiran. Enam sampai empat bulan lagi dalam hitungan mundur, tak terasa di hati bagaimana rasanya perasaan menjelang bulan pernikahan itu tiba. Memasuki bulan ke dua dalam hitungan mundur, ternyata aku merasakannya. Bagaimana rasanya semua agenda ceklis harus sudah selesai ceklis dalam waktu yang sudah ditargetkan. Memikirkan statusku nanti yang akan berubah dari yang tadinya anak orang menjadi istri orang.
Inilah caraku menetralisir perasaan yang degdegan menjelang bulan pernikahan itu tiba. Ditambah menulis sambil mendengarkan lagu-lagu bertema pernikahan. Sampai aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata walau pun aku ingin sekali menceritakannya pada semua tentang apa yang aku rasakan. Namun bibirku tak mampu mengeluarkan kata-kata.

Teruntuk kau calon suamiku, Fery Yogaswara. Terima kasih yang teramat dalam dari hatiku tulus kuucapkan, telah memilihku menjadi istrimu kelak, yang insya allah akan mendampingimu kelak saat duka maupun bahagia. Mempercayakan semua tugas seorang istri dan ibu kelak kepadaku. Antara percaya dan tidak, hubungan yang sudah kita rajut selama kurang lebih empat tahun ini dengan bahagia dan duka di dalamnya, berujung di pelaminan nanti. Bahagiaku, senangku, sedihku, kau pun tahu pasti saat ini. Mohon maaf yang sebesar-besarnya kepadamu, karena selama perjalanan kita menuju pelaminan tak sedikit dari tingkah laku dan ucapanku, yang melukaimu. Semoga, setelah aku benar-benar menjadi istrimu, aku bisa menjadi wanita penyabar, menjaga harta suami, menjaga kehormatan suami, dsb. Karena pastinya setiap insan yang tak sempurna, ingin mempunyai kesempurnaan yang jauh lebih baik.
Aku merasa bahagia sekali karena akhirnya kita cukup kuat melawan badai yang berusaha menghancurkan perahu cinta kita, menenggelamkan perasaan kita. Jauh setelah kita menikah, pasti masih banyak badai yang lebih kuat dari yang pernah kita hadapi, yang berusaha memecah kita sayang. Kita harus tetap bersatu menghadapi badai itu hingga akhirnya kita bisa bahagia.

Mungkin aku lebih sering marah-marah saat ini. Tak ingin mendengar apa yang orang lain katakan. Menganggap semua yang aku utarakan adalah benar adanya. But now, i'll try to give everything that i can give to you. All of me, all of my breath, and also all of my world. Because u has already gave me all i want, in every moment u can. Selama ini kamu selalu bertanya ketika badai menghantam hubungan kita, mengapa tak menyudahi saja melepasku jika bersamaku itu membuatmu terluka terus menerus, menangis terus, dan kamu tidak bahagia. Disini akan kujawab pertanyaanmu yang sudah sejak lama itu kau tanyakan. Karena kamu adalah aku. Karena denganmu aku bisa menjadi diriku sendiri. Perasaan ini sudah menetap di kamu.

Sempurnanya hidupku dicintai kamu. Aku yang tak sesempurna kau dimataku, begitu mencintai dan menyayangiku seperti ini. Semoga engkau adalah imamku yang menyempurnakan separuh agamaku untuk menuju bahagia bersama.
Pelan-pelan kau mulai memprotek diriku agar senantiasa menjaga kesehatan lahir dan batin. Kau mulai berani untuk membisikkan keinginan terpendammu untuk bisa segera diberi momongan. Karena kau juga ingin seperti yang lainnya kan, bisa merasakan keramaian lain selain berdua. Semoga ya sayang, semoga semua doa-doa kita didengar oleh Allah, amiinn.... Semoga menjelang bulan pernikahan kita, semuanya diberi jalan yang mudah lancar dan sempurna...amiinn